telusur.co.id - Warga Kecamatan Cabang Bungin, Kabupaten Bekasi yang terkena penyakit lumpuh mengharapkan bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi.

Pasalnya, warga yang bernama Tio Sufrastyo ini telah lumpuh sejak usia dua tahun, namun belum mendapat perhatian dan pelayanan kesehatan dari pemerintah. 


Padahal orangtua Tio Sufrastio, Asnawi yang bermukim di Kampung Cangkring RT010/003 Desa Jayalaksa, Kecamatan Cabang Bungin, mengaku membutuhkan adanya perhatian dari Pemkab Bekasi.

“Anak saya sejak usia dua tahun tidak bisa jalan. Tangannya nggak ada tenaganya, kaki juga nggak ada tenaganya, pokoknya nggak bisa bergerak. Bahkan mau mandi saja selalu diangkat,” kata Asnawi saat ditemui di RSUD Cibitung Kabupaten Bekasi, Kamis (27/2/2020).

Menurut dia, sejak istrinya meninggal pada 2014, dia mengurus Tio sendirian baik untuk hidup sehari-hari.

Dia mengaku berjibaku sendiri, kalau ada yang menyuruh kerja di sawah juga dilakoni.

Kadang ada juga warga yang memberikan rejeki untuk membantu kebutuhan sehari-hari. Dan baru saat ini dilakukan pengobatan, karena bantuan dari warga yang prihatin keadaaannya.

Asnawi tidak pernah membawa anaknya berobat dikarenakan situasi ekonomi.

“Sejak anak saya lumpuh sama sekali memang tidak pernah saya bawa berobat, karena saya tidak mampu secara keuangan. Untuk hidup sehari-hari juga susah, adapun kursi roda yang dipakai Tio, itu pemberian orang,” ungkap Asnawi.

Sembari meneteskan air mata Asnawi mengatakan, baru kali ini dia mendapat perhatian dan bantuan dari warga, mereka yang bantu semuanya.

"Saya mengucapkan terima kasih untuk kepedulian dan bantuannya. Untuk hari ini juga bisa sampai berobat ke RSUD ini karena bantuan Wahyudin dan Saputra dan lainya mulai dari Puskesmas hingga ke rumah sakit. Sekali lagi terima kasih untuk bantuannya. Harapan saya anak saya bisa berjalan normal,” harapnya.


Ditempat terpisah, Wahyudin yang mendampingi dari mulai Puskesmas hingga ke rumah sakit menuturkan, sejak keluarga Asnawi tinggal di Kampung Cangkring, kondisinya sangat memprihatinkan dan butuh uluran tangan.

“Saya dan Saputra mendampingi mulai berobat ke Puskesmas Cabang Bungin. Namun dokter yang bertugas memberikan surat rujukan untuk dibawa ke RSUD. Tadi kita sempat minta bantuan ke Kepala Desa Jayalaksa untuk pinjam mobilnya buat antar ke rumah sakit, tapi mobilnya rusak. Jadi kita sewa dan kepala desa memberikan bantuan sebesar dua ratus ribu rupiah dan Saputra yang menerima,” ungkapnya.

Wahyudin yang berprofesi sebagai guru honorer ini menambahkan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap sesama. 

"Sebagai bentuk kepedulian sesama, apalagi kita tetangga tentu keluarga ini, apa yang bisa kita bantu yah kita bantu. Harapan saya semoga ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bekasi terhadap masyarakatnya yang tidak mampu,” tuturnya.

Sementara itu, Saputra juga mengungkapkan keprihatinanya. “Harapan saya sama, karena kondisinya membutuhkan bantuan kiranya ada bantuan dan perhatian dari Pemda agar si anak bisa kembali berjalan dan kembali normal,” katanya.

Menanggapi jaminan di RSUD, Saputra menjelaskan, sudah disampaikan ke pihak RS bahwa si anak belum terdaftar di BPJS Kesehatan.

“Dengan keadaan ekonomi keluarganya pihak RS sudah buat surat piutang dan meminta KTP bapak pasien,” ujarnya.